TUGAS 1-7 sintaksis SEMESTER 4
Nama : Safira Fazriani Aulia
Kelas : 4.C
Npm : 156210843
Tugas 1-7
Produk
tersebut adalah gantungan kunci, pembatas buku, tempat lilin dan tempat tissu.
Kelas : 4.C
Npm : 156210843
Tugas 1-7
TUGAS
1
Pengertian
sintaksis menurut para ahli
-
Manaf (2003:3)
Sintaksis adalah cabang
linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur kalimat internal
yang dibahas dalam frasa,klausa dan kalimat. Jadi frasa adalah objek kajian
sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian terbesar.
(Sumber:
http:/agungmetalgumelar.blog.spot.co.id/2004/07/definisi-sintaksis-frasa-frase-klausa.html?m=1)
dikutip pada hari Minggu tanggal 9
Februari pukul 14.20 wib.
-
Suhardi (1998 : 1)
Sintaksis adalah cabang ilmu
bahasa yang sudah sangat tua, menyelidiki struktur kalimat dan kaidah
penyusunan kalimat.
(Sumber:
http:/agungmetalgumelar.blog.spot.co.id/2004/07/definisi-sintaksis-frasa-frase-klausa.html?m=1)
dikutip pada hari Minggu tanggal 9
Februari pukul 14.23 wib.AA
TUGAS 2
Pengertian Frase menurut Para Ahli
-
Ramlan
(1987:151)
Frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa.
-
Parera (1988:32)
Frasa sebagai suatu konstruksi
yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk pola dasar
kalimat maupun tidak.
Frasa terbagi menjadi dua yaitu
frasa eksosentis dan frasa endosentris.
-
Frasa eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan semua unsurnya. Frase eksosentris dapat dibagi atas:
·
Frase preposisi = Frase preposisi adalah yang
penghubungnya menduduki bagian depan. Contoh : sejak kemarin.
·
Frase
posposisi= Frase yang
penghubungnya menduduki bagian belakang.
·
Frase preposposisi, frase yang penghubungnya menduduki
posisi di bagian depan dan belakang.
- Frasa endosentris adalah frase yang mempunyai
distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu
dari unsurnya. Frase ini terbagi atas :
·
Frasa Endosentrik yang
Koordinatif, rase
Endosentrik yang koordinatif yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang
setara atau unsur-unsur itu dihubungkan
dengan kata penghubung dan atau atau. Contohnya:
1. Ayah dan Ibu
2.
Baju atau
Celana
·
Frasa Endosentrik yang
Artibutif, Frase
Endosentrik yang atributif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak setara.
Contohnya:
1. Produk
cantik
2. Lewat
sekolah
·
Endosentris apositif Frase Endosentrik yang apositif yaitu unsur-unsurnya
tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Contohnya:
1.
Rara, anak
kelas 4.C
2.
Pak anto,
Ketua Rt 01
TUGAS
3
Produk cantik telah tersebar ke
semua kalangan. Produk tersebut adalah gantungan kunci, pembatas buku, temapat
lilin dan tempat tissu. Produk yang paling diminati adalah pembatas buku.
Adapun produk termahal adalah gantungan kunci.
Analisis
:
Produk cantik telah tersebar ke
semua kalangan.
·
Produk cantik (s), telah tersebar (p), ke semua
kalangan (o)
Produk
cantik = “Produk” merupakan Unsur (Inti atau unsur pusat) dan “Cantik” merupakan
( Atribut atau pewatas) ini merupakan frase endosentrik atributif
Telah
tersebar = Telah merupakan ( Atribut atau Pewatas) dan tersebar merupakan
(
unsur inti atau unsur pusat) merupakan frase endosentrik atributif
Ke
semua kalangan = merupakan Frasa
eksosentris posposisi
·
Produk tersebut (s), adalah gantungan kunci,
pembatas buku, tempat lilin dan tempat tissu (o).
Produk
tersebut = “Produk” merupakan (unsur inti atau unsur pusat) sedangkan “tersebut”
merupakan ( Atribut atau pewatas ) merupakan frase endosentrik atributif
Adalah
gantungan kunci, pembatas buku, tempat lilin dan tempat tissu= merupakan frase
endosentrik koordinatif.
Produk yang paling diminati adalah pembatas buku.
Produk
yang (s) paling diminati (p), adalah pembatas buku (o)
Produk
yang = Produk merupakan (unsur inti atau
unsur pusat) sedangkan yang merupakan ( Atribut atau pewatas) frase ini
merupakan frase endosentrik atributif.
Paling
diminati = “paling” merupakan (Atribut atau pewatas) sedangkan “diminati”
merupakan ( Unsur inti atau unsur pusat) frase ini merupakan frase endosentrik
atributif.
Adalah
pembatas buku = merupakan
TUGAS
4
Analis
koran ( menentukan struktur frasa )
Pada
Paragraf 1 (satu) terdapat hubungan fungsional antara adverbia sebagai pewatas
dan depan dan verba sebagai inti, serta makan gramatikal yang dihasilkan oleh
hubungan tersebut.
FV : Adv + V
|
Inti
|
Pewatas
|
Makna
|
Akan datang
|
Datang
|
Akan
|
Kepastian
|
Pada
Paragraf 2 (dua) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan
numeralia sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh
hubungan tersebut.
FN: N+ Numeralia
|
Inti
|
Pewatas
|
Makna
|
Bintang empat
|
Bintang
|
Empat
|
Jumlah
|
Pada
paragraf 2 (dua) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan
determinan (ini/itu) sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan
oleh hubungan tersebut.
FN: N + Ini/Itu
|
Inti
|
Pewatas
|
Makna
|
Korps Tribarata Itu
|
Korps Tribarata
|
Itu
|
Penentu
|
Pada
Paragraf 3(tiga) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan
verba sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan
tersebut.
FN : N + Verba
|
Inti
|
Pewatas
|
Makna
|
Pak Kapolri datang
|
Pak kapolri
|
Datang
|
Yang akan
|
Pada
paragraf 4(empat) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan
verba sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan
tersebut.
FN : N +Verba
|
Inti
|
Pewatas
|
Makna
|
Agenda penyambutan
|
agenda
|
penyambutan
|
acara
|
TUGAS
5
Pengertian,
ciri dan fungsi S,P,O,K.
A.Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1)
membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
(2) memperjelas makna,
(3)
menjadi pokok pikiran,
(4)
menegaskan makna,
(5)
memperjelas pikiran ungkapan, dan
(6) membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
B. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.
C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:
Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
B. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.
C. Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat
berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat,
dan
(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan
pikiran.
Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
D.Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri keterangan:
Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
D.Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri keterangan:
1.
bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak
jelas,dantidaklengkap.
2.tempat
tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa)
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa)
Jenis Kata Keterangan dalam Bahasa Indonesia Beserta
Contohnya
1.
Keterangan cara
Adverbial
ini menambah keterangan cara pada kegiatan atau peristiwa yang terjadi.
Misalnya, dengan, dan secara.
Contoh:
Budi berlari
dengan sangat cepat.
Tanaman itu
tumbuh secara alami tanpa bantuan manusia.
Mahasiswa
melakukan demo untuk menuntut kenaikan harga BBM dengan cara damai.
Kami keluar
dari rumah itu secara diam – diam.
Permasalahan
itu diselesaikan dengan kepala dingin.
2.
Keterangan alat
Adverbial
ini menjelaskan alat yang digunakan pada sebuah kegiatan atau peristiwa,
misalnya dengan ….. , menggunakan … , dengan menggunakan …
Contoh:
Para
penebang kayu itu menebang pohon menggunakan gergaji mesin.
Ayah
mengantarkan adikku ke sekolah menggunakan motor.
Penjahit itu
membuat baju dengan alat jahit traditional.
Burhan
memukul Jhoni dengan menggunakan kayu.
Petani
membajak sawahnya dengan menggunakan mesin traktor.
3.
Keterangan tujuan
Adverbial
ini menambahkan informasi tujuan pada kalimat, misalnya untuk, supaya, dan,
agar.
Contoh:
Aku belajar
sepanjang malam supaya naik kelas.
Ibu
menyirami bunga agar tumbuh subur dan tidak layu.
Para pejuang
yang gugur itu berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ayahku
bekerja sepanjang malam untuk kebahagiaan anak – anaknya.
Gadis itu
berdandan dengan sangat menor untuk mendapatkan perhatian para lelaki.
4.
Keterangan sebab
Adverbial
ini menambah keterangan sebab pada kalimat yang disertainya, yaitu karena.
Adik
menangis karena ditinggal oleh ibu ke pasar.
Tanah
perbukitan itu menjadi longsor karena kegiatan illegal logging.
Masyarakat
menjadi sangat menderita karena kebijakan pemerintah yang tidak kooperatif.
Kejadian
yang menimpanya itu karena kecerobohannya sendiri.
5.
Keterangan akibat
Adverbial
ini meambah keterangan akibat yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa, yaitu
hingga, akibatnya, sehingga, dan, menjadi.
Dia tidak
makan sehari semalam hingga tubuhnya menjadi lemas.
Adi memukul
kucing sampai kucing tersebut mati.
Banyak orang
membuang sampah sembarangan, akibatnya banjir melanda.
Ibuku selalu
merawatku dengan baik hingga aku menjadi sehat seperti saat ini.
Pakaian
putih itu jarang dicucui hingga berwarna kecoklatan.
6.
Keterangan tempat
Adverbial
ini menambahakan keterangan tempat terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan,
yaitu di, ke, dan, dari.
Aku bertemu
dengan anak malang itu di pasar malam.
Paman bilang
kepadaku bahwa dia akan pergi ke medan.
Ibu baru
saja pulang dari pasar.
Budi
menyembunyikan gambar itu di dalam kotak berwarna biru.
Adik
menemukan sebuah dompet di jalan menuju sekolah.
7.
Keterangan waktu
Adverbial
ini menambahkan keterangan waktu kapan terjadinya suatu peristiwa atau
kegiatan, yaitu pada, kemarin, besok, lusa, dan lain – lain.
Contoh:
Teman –
temanku mengajak ku bertamasya pada hari minggu.
Aku bertemu
dengan dirinya kemarin malam.
Mereka akan
mengadakan perlombaan sepak bola dua minggu lagi.
Pada zaman
dahulu orang – orang mengirim surat menggunakan burung merpati.
Aku
terbangun dari tempat tidur, ketika ayah pulang dari kantor.
8.
Keterangan syarat
Adverbial
ini menambahkan keterangan syarat terjadinya suatu peristiwa, yaitu jika.
Aku akan
datang, jika hari esok tidak hujan.
Jika aku
punya banyak uang, aku akan berlibur ke Eropa.
Budi tidak
akan dimarahi guru, jika saja dia datang tepat waktu.
9.
Keterangan derajat / kuantitas
Adverbial
ini menambahkan keterangan kuantitas pada sebuah kalimat yang disertainya,
yaitu sebesar, sebanyak – banyaknya, dua kali sehari, dan lain – lain.
Contoh:
Ayah
memberikanku uang belanja sebesar 50.000 rupiah.
Aku
mengumpulkan kupon belanja itu sebanyak – banyaknya.
Ani
memberikan makanan kepada adiknya sedikit sekali.
Dokter
menyarakan untuk meminum obat dua kali sehari.
Aku selalu
mengunjungi nenekku di kampung seminggu sekali.
10. Kata
keterangan perlawanan
Adverbial
ini menambahkan informasi perlawanan pada sebuah kalimat, yaitu meskipun,
tetapi, dan lain – lain.
Aku tetap
datang meskipun sedang hujan deras.
Meskipun aku
tidak diijinkan pergi, aku tetap pergi ke rumah teamanku.
11. Kata
keterangan pelaku
Adverbial
ini menambah informasi tentang pelaku atau orang yang terlibat dalam sebuah
peristiwa, yaitu dari,dan oleh.
Contoh:
Sepeda motor
ini adalah hadiah dari ayahuku.
Bunga itu
dibuang oleh pamanku.
Topik itu
diterbitkan oleh penerbit bintang pustaka.
12. Kata
keterangan perbandingan
Adverbial
ini menambah informasi dengan cara membandingkannya dengan hal lain, yaitu
bagaikan, laksana, seperti, dan lain – lain.
Contoh:
Senyuman
ibuku sangat hangat bagaikan sinar mentari pagi yang menyentuh kulit.
Kisah
hidupku sangat luar bisa seperti kisah hidup di film tersebut.
Adikku
sangat cantik laksana bintang yang berkilau di langit.
13. Kata
keterangan kepastian
Adverbial
ini menambahkan keterangan berupa kepastian pada sebuah kalimat, yaitu mungkin.
Contoh:
Dia tidak
datang hari ini mungkin karena lupa.
Aku menjadi
sakit mungkin karena makanan yang aku makan kemarin.
TUGAS
6
Pagi-pagi nian petani muda itu
sudah menggiring lembu sambil memikul bajak. Dia menuju sawahnya dengan ceria
dan bersemangat. Terlihat betapa kuat lembunya itu karena gemuk dan sehat.
Waktu petani muda itu tiba di sawahnya diletakkan bajaknya di atas pematang.
Ditambatkannya lembunya di tepi sawah, kemudian mulailah ia mencangkul.
Pikirannya mula-mula sibuk dengan tanah yang dicangkulnya, tetapi lambat laun,
setelah pekerjaannya menjadi biasa, mencangkul disini, melemparkan tanah
kesana, ingatannya kembali kerumah. Kalau kita perhatikan, betapa asyiknya dia
mengerjakan sawah itu.
-
Kalimat satu terdiri dari 5 ( lima klausa),yaitu : pagi-pagi
nian, petani muda itu , sudah menggiring ,lembu , sambil memikul bajak .
Klausa 1 terdiri dari unsur
”pagi-pagi nian” sebagai (Ket waktu)
Klausa 2 terdiri dari unsur
“petani muda itu” sebagai Subjek (s)
Klausa 3 terdiri dari unsur “sudah menggiring” sebagai predikat (p),
Klausa 4 terdiri dari unsur “lembu” sebagai objek(o),
Klausa 5 terdiri dari unsur “ sambil memikul bajak” sebagai (Ket cara)
-
Kalimat dua terdiri dari 3 (tiga) klausa yaitu: Dia,
menuju, sawahnya, dengan ceria dan bersemangat.
Klausa 1 terdiri dari unsur “dia”
sebagai(s)
Klausa 2 terdiri dari unsur “menuju”
sebagai(p)
Klausa 3 terdiri dari unsur “sawahnya”
sebagai (o)
Klausa 4 terdiri dari unsur “dengan
ceria dan bersemangat” sebagai(pelengkap)
-
Kalimat tiga
terdiri dari 3 (tiga) klausa yaitu : Terlihat betapa kuat, lembunya itu,
karena gemuk dan sehat.
Klausa 1 terdiri dari unsur “
terlihat betapa kuat” sebagai (p)
Klausa 2 terdiri dari unsur“lembu nya itu” sebagai (o)
Klausa 3 terdiri dari unsur “
Karena gemuk dan sehat” sebagai (pelengkap)
-
Kalimat 4 terdiri dari (empat) klausa yaitu: waktu petani muda itu,
tiba di sawahnya, diletakkan, bajaknya, di atas pematang, ditambatkannya,
lembunya, di tepi sawah, kemudian mulailah ia mencangkul.
Klausa 1 terdiri dari unsur
“waktu petani muda itu tiba disawahnya” sebagai (S dan ket waktu)
Klausa 2 terdiri dari unsur “diletakkannya
bajaknya” sebagai P dan ket cara)
Klausa 3 terdiri dari unsur “ di
atas pemetang ” sebagai (ket empat)
Klausa 4 terdiri dari unsur “ditambatkannya lembunya di tepi sawah”
sebagai (ket cara dan ket tempat)
Klausa 5 terdiri dari unsur”
kemudian mulailah ia mencangkul” sebagai (ket cara)
-
Kalimat 5 terdiri dari 7 (tujuh) klausa yaitu :
Klausa 1 terdiri dari unsur “Pikirannya”
sebagai (S)
Klausa 2 terdiri dari unsur “
mula-mula sibuk dengan dengan tanah yang dicangkulnya” Sebagai ( Ket waktu dan P)
Klausa 3 terdiri dari unsur
“tetapi lambat laun” sebagai (ket waktu)
Klausa 4 terdiri dari unsur
“setelah pekerjaannya menjadi biasa” ( S dan P )
Klausa 5 terdiri dari unsur
“mencangkul disini” sebagai (P dan ket tempat)
Kalusa 6 terdiri dari unsur”
melemparkan kesana” sebagai (P dan ket tempat)
Klausa 7 terdiri dari unsur “
ingatannya kembali kerumah” (sebagai S dan P)
-
Kalimat 6 (enam) terdiri dari klausa yaitu:
Klausa 1 terdiri dari unsur “
Kalau kita perhatikan” sebagai (S dan P)
Klausa 2 terdiri dari unsur “
betapa asyiknya dia” sebagai (S)
Klausa 3 terdiri dari unsur “
mengerjakan sawah itu” sebagai (P dan O)
-
TUGAS
7
Analisis klausa berdasarkan fungsi, kategori dan peran
dalam surah At-Tin ayat 1-8
1. Frase
(1) Demi (buah)
tin dan zaitun
Analisis
|
Unsur Frase
|
Data (1)
|
Demi (buah) tin dan zaitun
|
F
|
S
|
K
|
FN
|
M
|
Sasaran
|
Berdasarkan data (1) frase tersebut
farse Demi (buah) tin dan zaitun
berfungsi sebagai S. Berdasarkan kategorinya, frase Demi (buah) tin dan zaitun berkategori sebagai FN. Sedangkan
berdasarkan perannya, frase Demi (buah)
tin dan zaitun berperan sebagai sasaran.
2. Frase
(2) Demi gunung
Sinai
Analisis
|
Unsur frase
|
Data (2)
|
Demi gunung Sinai
|
F
|
S
|
K
|
FN
|
M
|
Sasaran
|
Berdasarkan
data (2) frase tersebut Demi gunung Sinai
berfungsi sebagai S. berdasarkan kategorinya., frase Demi gunung Sinai berkategori sebagai FN. Sedangkan berdasarkan
perannya, frase Demi gunung Sinai berperan sebagai sasaran.
3. Klausa berkonjungsi
koordinatif O, PEL
(3) Dan demi
negri (mekah) yang amat ini
Analisis
|
Unsur kluasa
|
||
Data (3)
|
Dan
|
Demi negri (mekah)
|
Yang amat ini
|
F
|
O
|
PEL
|
|
K
|
Konj. koord.
|
FN
|
F.Adj
|
M
|
Penambahan
|
Sasaran
|
Berdasarkan data (3) unsur klausa
tersebut. Kata demi negri (mekah)
berfungsi sebagai O, kata yang amat ini berfungsi
sebagai PEL. Berdasarkan kategorinya, kata dan
berkategori sebagai konjungsi koordinatif, kata demi negri (mekah) berkategori sebagai FN, dan yang amat ini berkategori sebagai Fadj. Sedangkan berdasarkan
perannya dan berperan sebagai penambahan, demi negri (mekah) berperan sebagai
sasaran.
4. Klausa
berpola P, S, PEL dan KET
(4) Sungguh
menciptakan manusia dalam bentuk yang
Sebaik-baiknya demudian kami kembalikan
Analisi
|
Unsur klausa
|
|||
Data (4)
|
Sungguh menciptakan
|
Manusia
|
Dalam bentuk yang
|
Sebaik-baiknya
Kemudian kami kembalikan
|
F
|
P
|
S
|
PEL
|
KET
|
K
|
FV
|
N
|
F,Adj
|
FV
|
M
|
Pencipta
|
Penerima
|
Hasil
|
Akibat
|
Berdasarkan data (4) unsur klausa
tersebut. Kata sungguh menciptakan berfungsi
sebagai P, kata manusia berfungsi
sebagai S,kata dalam bentuk yang
berfungsi sebagai PEL, kata sebaik-baiknya
kemudian kami kembalikan berfungsi sebagai KeT. Dilihat dari kategorinya
kata sungguh menciptakan berkategori
sebagai FV, kata manusia berkategori
sebagai N, kata dalam bentuk yang
berkategori sebagai F.Adj, kata sebaik-baiknya
kemudian kami kembalikan
berkategori sebagai FV, sedangkan berdasarkan perannya kata sungguh menciptakan berperan sebagai Pencipta, kata manusia berperan sebagai Penerima, kata dalam bentuk yang
berperan sebagai Hasil, kata sebaik-baiknya
kemudian kami kembalikan berperan
sebagai akibat.
5. Klausa berpola S, P dan KET
(5) Dia ketempat
yang serendah-rendahnya
Analisis
|
Unsur
klausa
|
||
Data (5)
|
Dia
|
Ketempat
|
Yang
serendah-rendahnya
|
F
|
S
|
P
|
Ket
|
K
|
N
|
N
|
F.Adv
|
M
|
Pelaku
|
Proses
|
Hasil
|
Bedasarkan data (5) unsur klausa
tersebut kata Dia berfungsi sebagai
S, kata tempat berfungsi sebagai P,
kata yang serendah-rendahnya
berfungsi sebagai KET, dilihat dari kategorinya kata Dia berkategori sebagai N, yang
serendah-rendahnya berkategori sebagai F.Adv, sedengkan dilihat dari
perannya kata Dia berperan sebagai
Pelaku, kata tempat berperan sebagai
Proses, kata yang serendah-rendahnya berperan
sebagai Hasil.
(6) Kluasa S, P,
S, P dan KET
(6) Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebijakkannya maka mereka akan
mendapatkan pahala yang tidak putus-putusnya
Ananlis
|
Unsur
klausa
|
||||||
Data (6)
|
Kecuali
orang-orang yang beriman
|
Dan
|
Mengerjakan
kebijakkannya
|
Maka
|
Mereka
|
Akan
mendapatkan pahala
|
Yang tidak
putus-putusnya
|
F
|
S
|
P
|
S
|
P
|
Ket
|
||
K
|
FN
|
Konj.
|
FN
|
Konj.
|
N
|
FV
|
FAdv
|
M
|
Pelaku
|
Perbuatan
|
Penerima
|
Hasil
|
Perbbuatan
|
Berdasarkan data (6) unsur klausa
tersebut kata kecuali orang-orang yang
beriman dilihat dari fungsinya berfungsi sebagai S, mengerjakan kebijakkannya berfungsi sebagai P, kata mereka berfungsi sebagai sebagai S, kata
akan mendapatkan pahala berfungsi
sebagai P, kata yang tidak putus-putusnya
berfungsi sebagai Ket, kalau dilihat dari kategorinya kecuali orang-orang yang beriman berkategori sebagai FN, kata maka berkategori sebagai Konj, kata mereka berkategori sebagai N, kata akan mendapatkan
pahala berkategori sebagai FV, kata yang tidak putus-putusnya berkategori
sebagai F,Adj sedangkan dilihat dari
perannya kecuali orang-orang yang beriman berperan sebagai Pelaku, kata mengerjakan kebijakkannya berperan
sebagai Perbuatan, kata Mereka
berperan sebagai Penerima, kata Akan mendapatkan pahala berperan sebagai
Hasil, kata yang tidak putus-putusnya
berperan sebagai Perbuatan.
(7) Klausa
berkonjungsi subordinatif berpola P, S dan KET
(7) Maka apa yang menyebabkan mereka medustaskan
(tentang ) hari pembalasan
Analisis
|
Unsur kluasa
|
|||
Data (7)
|
Maka
|
Apa yang menyebabkan
|
Mereka
|
Medustaskanmu (tentang) hari pembalasan
|
F
|
P
|
S
|
Ket
|
|
K
|
Konj.
|
FV
|
N
|
FAdj
|
M
|
Kejadian
|
Pelaku
|
Akibat
|
Berdasarkan data (7) unsur klausa
tersebut kata apa yang menyebabkan
dilihat dari fungsinya berfungsi sebagai P, kata Mereka berfungsi sebagai S, kata mendustakan (tentang) hari pembalasan
berfungsin sebagai Ket, dilihat dari kategorinya kata Maka berkategori sebagai Konj, kata apa yang menyebabkan berkategori sebagai FV, kata Mereka berkategori sebagai N, kata Mendustakan (tentang ) hari pembalasan
berkategori sebagai F.Adj. kalau dilihat dari perannya kata apa yang menyebabkan berperan sebagai
Kejadian, kata mereka berperan
sebagai Pelaku, kata mendustakan
(tentang) hari pembalasan berperan sebagai Akibat.
8.Klausa berpola KET, S dan P
(8) Setelah (adanya keterangan-keterengan) itu
bukankah Allah hakim yang paling adil
Analisis
|
Unsur klausa
|
||
Data (8)
|
Setelah (adanya keterangan-keterengan)
|
Itu bukankah Allah
|
Hakim yang paling adil
|
F
|
Ket
|
S
|
P
|
K
|
FAdv
|
FN
|
FAdj
|
M
|
Hasil
|
Penerima
|
Pemberi
|
Berdasarkan data (8) unsur klausa tersebut kata setelah (adanya keterngan-keterengan) dilihat
dari fungsinya sebagai Ket, kata itu
bukanlah Allah berfungsi sebagai S, kata hakim yang paling adil
berfungsi sebagai P, kalau dilihat dari kategorinya kata setelah (adanya keterangan-keterangan)
berkategori sebagai F.Adv, kata itu
bukanlah Allah berkategori sebagai FN, kata hakim yang paling adil berkategori sebagai F.Adj, sedangkan dilihat
dari perannya setelah (adanya
keterangan-keterangan) berperan sebagai Hasil, kata itu bukanlah Allah berperan sebagai Penerima,kata hakim yang paling adil berperan sebagai
pemberi.
Komentar
Posting Komentar