TUGAS 1-7 sintaksis SEMESTER 4

Nama : Safira Fazriani Aulia
Kelas : 4.C
Npm  : 156210843

Tugas 1-7



 TUGAS 1
Pengertian sintaksis menurut para ahli
-          Manaf (2003:3)
Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur kalimat internal yang dibahas dalam frasa,klausa dan kalimat. Jadi frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian terbesar.
(Sumber: http:/agungmetalgumelar.blog.spot.co.id/2004/07/definisi-sintaksis-frasa-frase-klausa.html?m=1) dikutip pada hari Minggu tanggal  9 Februari pukul 14.20 wib.

-          Suhardi (1998 : 1)
Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang sudah sangat tua, menyelidiki struktur kalimat dan kaidah penyusunan kalimat.
(Sumber: http:/agungmetalgumelar.blog.spot.co.id/2004/07/definisi-sintaksis-frasa-frase-klausa.html?m=1) dikutip pada hari Minggu tanggal  9 Februari pukul 14.23 wib.AA

TUGAS 2

Pengertian Frase  menurut Para Ahli

-          Ramlan  (1987:151)
Frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa.

-          Parera (1988:32)
Frasa sebagai suatu konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih, baik dalam bentuk pola dasar kalimat maupun tidak.

Frasa terbagi menjadi dua yaitu frasa eksosentis dan frasa endosentris.
-          Frasa eksosentris adalah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya. Frase  eksosentris dapat dibagi atas:
·         Frase preposisi = Frase preposisi adalah yang penghubungnya menduduki bagian depan. Contoh : sejak kemarin.
·         Frase  posposisi= Frase yang  penghubungnya menduduki bagian belakang.
·         Frase preposposisi, frase yang penghubungnya menduduki posisi di bagian depan dan belakang.
-          Frasa endosentris adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu dari unsurnya. Frase ini terbagi atas :

·         Frasa Endosentrik yang Koordinatif, rase Endosentrik yang koordinatif yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara atau  unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Contohnya:
1.     Ayah dan Ibu
2.      Baju atau Celana

·         Frasa Endosentrik yang Artibutif, Frase Endosentrik yang atributif adalah frase yang unsur-unsurnya tidak setara. Contohnya:
1.      Produk cantik
2.      Lewat sekolah

·         Endosentris apositif  Frase Endosentrik yang apositif yaitu unsur-unsurnya tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau. Contohnya:
1.      Rara, anak kelas 4.C
2.      Pak anto, Ketua Rt 01

TUGAS 3
Produk cantik telah tersebar ke semua kalangan. Produk tersebut adalah gantungan kunci, pembatas buku, temapat lilin dan tempat tissu. Produk yang paling diminati adalah pembatas buku. Adapun produk termahal adalah gantungan kunci.
Analisis :
                  Produk cantik telah tersebar ke semua kalangan.
·         Produk cantik (s), telah tersebar (p), ke semua kalangan (o)
Produk cantik = “Produk” merupakan Unsur (Inti atau unsur pusat) dan “Cantik” merupakan ( Atribut atau pewatas) ini merupakan frase endosentrik atributif
Telah tersebar = Telah merupakan ( Atribut atau Pewatas) dan tersebar merupakan
( unsur inti atau unsur pusat) merupakan frase endosentrik atributif
Ke semua kalangan = merupakan  Frasa eksosentris posposisi

                   Produk tersebut adalah gantungan kunci, pembatas buku, tempat lilin dan tempat tissu.
·         Produk tersebut (s), adalah gantungan kunci, pembatas buku, tempat lilin dan tempat tissu (o).
Produk tersebut = “Produk” merupakan (unsur inti atau unsur pusat) sedangkan “tersebut” merupakan ( Atribut atau pewatas ) merupakan frase  endosentrik atributif
Adalah gantungan kunci, pembatas buku, tempat lilin dan tempat tissu= merupakan frase endosentrik koordinatif.

Produk yang paling diminati adalah pembatas buku.
Produk yang (s) paling diminati (p), adalah pembatas buku (o)
Produk yang = Produk merupakan (unsur inti  atau unsur pusat) sedangkan yang merupakan ( Atribut atau pewatas) frase ini merupakan frase endosentrik atributif.
Paling diminati = “paling” merupakan (Atribut atau pewatas) sedangkan “diminati” merupakan ( Unsur inti atau unsur pusat) frase ini merupakan frase endosentrik atributif.
Adalah pembatas buku = merupakan

TUGAS 4
Analis koran ( menentukan struktur frasa )

Pada Paragraf 1 (satu) terdapat hubungan fungsional antara adverbia sebagai pewatas dan depan dan verba sebagai inti, serta makan gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
 FV : Adv + V
Inti
Pewatas
Makna
Akan datang
Datang
Akan
Kepastian

Pada Paragraf 2 (dua) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan numeralia sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
FN: N+ Numeralia
Inti
Pewatas
 Makna
Bintang empat
Bintang
Empat
Jumlah

Pada paragraf 2 (dua) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan determinan (ini/itu) sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
FN: N + Ini/Itu
Inti
Pewatas
Makna
Korps Tribarata Itu
Korps Tribarata
Itu
Penentu

Pada Paragraf 3(tiga) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan verba sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
FN : N + Verba
Inti
Pewatas
Makna
Pak Kapolri datang
Pak kapolri
Datang
Yang akan

Pada paragraf 4(empat) terdapat hubungan fungsional antara nomina sebagai inti dan verba sebagai pewatasnya, serta makna gramatikal yang dihasilkan oleh hubungan tersebut.
FN : N +Verba
Inti
Pewatas
Makna
Agenda penyambutan
agenda
penyambutan
acara


TUGAS 5
Pengertian, ciri dan fungsi S,P,O,K.

A.Subjek

            Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
 (2) memperjelas makna,
(3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan makna,
(5) memperjelas pikiran ungkapan, dan
(6) membentuk kesatuan pikiran.

Ciri-ciri subjek:
1. jawaban apa atau siapa
2. didahului kata bahwa
3. berupa kata atau frasa benda (nomina)
4. disertai dengan kata ini atau itu
5. disertai pewatas yang
6. kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

B. Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.

Ciri-ciri predikat:
1. jawaban mengapa, bagaimana
2. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifatm atau bilangan.

C. Objek

Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:
 (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat, dan
 (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.

Ciri-ciri objek:
1. berupa kata benda
2. tidak didahului kata depan
3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif
5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

D.Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri keterangan:
1. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas,dantidaklengkap.
2.tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa)

Jenis Kata Keterangan dalam Bahasa Indonesia Beserta Contohnya

1. Keterangan cara

Adverbial ini menambah keterangan cara pada kegiatan atau peristiwa yang terjadi. Misalnya, dengan,  dan secara.

Contoh:

Budi berlari dengan sangat cepat. 
Tanaman itu tumbuh secara alami tanpa bantuan manusia. 
Mahasiswa melakukan demo untuk menuntut kenaikan harga BBM dengan cara damai. 
Kami keluar dari rumah itu secara diam – diam. 
Permasalahan itu diselesaikan dengan kepala dingin. 

2. Keterangan alat

Adverbial ini menjelaskan alat yang digunakan pada sebuah kegiatan atau peristiwa, misalnya dengan ….. , menggunakan … , dengan menggunakan … 

Contoh: 

Para penebang kayu itu menebang pohon menggunakan gergaji mesin.
Ayah mengantarkan adikku ke sekolah menggunakan motor.
Penjahit itu membuat baju dengan alat jahit traditional.
Burhan memukul Jhoni dengan menggunakan kayu.
Petani membajak sawahnya dengan menggunakan mesin traktor.




3. Keterangan tujuan

Adverbial ini menambahkan informasi tujuan pada kalimat, misalnya untuk, supaya, dan, agar.   

Contoh:

Aku belajar sepanjang malam supaya naik kelas.
Ibu menyirami bunga agar tumbuh subur dan tidak layu.
Para pejuang yang gugur itu berjuang demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Ayahku bekerja sepanjang malam untuk kebahagiaan anak – anaknya.
Gadis itu berdandan dengan sangat menor untuk mendapatkan perhatian para lelaki.

4. Keterangan sebab

Adverbial ini menambah keterangan sebab pada kalimat yang disertainya, yaitu karena.

Adik menangis karena ditinggal oleh ibu ke pasar.
Tanah perbukitan itu menjadi longsor karena kegiatan illegal logging.
Masyarakat menjadi sangat menderita karena kebijakan pemerintah yang tidak kooperatif.
Kejadian yang menimpanya itu karena kecerobohannya sendiri.

5. Keterangan akibat

Adverbial ini meambah keterangan akibat yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa, yaitu hingga, akibatnya, sehingga, dan, menjadi. 

Dia tidak makan sehari semalam hingga tubuhnya menjadi lemas.
Adi memukul kucing sampai kucing tersebut mati.
Banyak orang membuang sampah sembarangan, akibatnya banjir melanda.
Ibuku selalu merawatku dengan baik hingga aku menjadi sehat seperti saat ini.
Pakaian putih itu jarang dicucui hingga berwarna kecoklatan.

6. Keterangan tempat

Adverbial ini menambahakan keterangan tempat terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan, yaitu di, ke, dan, dari. 

Aku bertemu dengan anak malang itu di pasar malam.
Paman bilang kepadaku bahwa dia akan pergi ke medan.
Ibu baru saja pulang dari pasar.
Budi menyembunyikan gambar itu di dalam kotak berwarna biru.
Adik menemukan sebuah dompet di jalan menuju sekolah.




7. Keterangan waktu

Adverbial ini menambahkan keterangan waktu kapan terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan, yaitu pada, kemarin, besok, lusa, dan lain – lain. 

Contoh:

Teman – temanku mengajak ku bertamasya pada hari minggu.
Aku bertemu dengan dirinya kemarin malam.
Mereka akan mengadakan perlombaan sepak bola dua minggu lagi.
Pada zaman dahulu orang – orang mengirim surat menggunakan burung merpati.
Aku terbangun dari tempat tidur, ketika ayah pulang dari kantor.

8. Keterangan syarat


Adverbial ini menambahkan keterangan syarat terjadinya suatu peristiwa, yaitu jika. 

Aku akan datang, jika hari esok tidak hujan.
Jika aku punya banyak uang, aku akan berlibur ke Eropa.
Budi tidak akan dimarahi guru, jika saja dia datang tepat waktu.

9. Keterangan derajat / kuantitas

Adverbial ini menambahkan keterangan kuantitas pada sebuah kalimat yang disertainya, yaitu sebesar, sebanyak – banyaknya, dua kali sehari, dan lain – lain. 

Contoh:

Ayah memberikanku uang belanja sebesar 50.000 rupiah.
Aku mengumpulkan kupon belanja itu sebanyak – banyaknya.
Ani memberikan makanan kepada adiknya sedikit sekali.
Dokter menyarakan untuk meminum obat dua kali sehari.
Aku selalu mengunjungi nenekku di kampung seminggu sekali.

10. Kata keterangan perlawanan

Adverbial ini menambahkan informasi perlawanan pada sebuah kalimat, yaitu meskipun, tetapi, dan lain – lain.
Aku tetap datang meskipun sedang hujan deras.
Meskipun aku tidak diijinkan pergi, aku tetap pergi ke rumah teamanku.

11. Kata keterangan pelaku

Adverbial ini menambah informasi tentang pelaku atau orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa, yaitu dari,dan oleh.

Contoh:

Sepeda motor ini adalah hadiah dari ayahuku.
Bunga itu dibuang oleh pamanku.
Topik itu diterbitkan oleh penerbit bintang pustaka.

12. Kata keterangan perbandingan

Adverbial ini menambah informasi dengan cara membandingkannya dengan hal lain, yaitu bagaikan, laksana, seperti, dan lain – lain.

Contoh:

Senyuman ibuku sangat hangat bagaikan sinar mentari pagi yang menyentuh kulit.
Kisah hidupku sangat luar bisa seperti kisah hidup di film tersebut.
Adikku sangat cantik laksana bintang yang berkilau di langit.

13. Kata keterangan kepastian

Adverbial ini menambahkan keterangan berupa kepastian pada sebuah kalimat, yaitu mungkin.

Contoh:

Dia tidak datang hari ini mungkin karena lupa.
Aku menjadi sakit mungkin karena makanan yang aku makan kemarin.

TUGAS  6
Pagi-pagi nian petani muda itu sudah menggiring lembu sambil memikul bajak. Dia menuju sawahnya dengan ceria dan bersemangat. Terlihat betapa kuat lembunya itu karena gemuk dan sehat. Waktu petani muda itu tiba di sawahnya diletakkan bajaknya di atas pematang. Ditambatkannya lembunya di tepi sawah, kemudian mulailah ia mencangkul. Pikirannya mula-mula sibuk dengan tanah yang dicangkulnya, tetapi lambat laun, setelah pekerjaannya menjadi biasa, mencangkul disini, melemparkan tanah kesana, ingatannya kembali kerumah. Kalau kita perhatikan, betapa asyiknya dia mengerjakan sawah itu.
-          Kalimat satu terdiri dari 5 ( lima klausa),yaitu : pagi-pagi nian, petani muda itu , sudah menggiring ,lembu , sambil memikul bajak .
Klausa 1 terdiri dari unsur ”pagi-pagi nian” sebagai  (Ket waktu)
Klausa 2 terdiri dari unsur “petani muda itu” sebagai Subjek (s)
Klausa 3 terdiri dari unsur  “sudah menggiring” sebagai predikat (p),
Klausa 4 terdiri dari unsur  “lembu” sebagai objek(o),
Klausa 5 terdiri dari unsur  “ sambil memikul bajak” sebagai (Ket cara)

-          Kalimat dua terdiri dari 3 (tiga) klausa yaitu: Dia, menuju, sawahnya, dengan ceria dan bersemangat.
Klausa 1 terdiri dari unsur “dia” sebagai(s)
Klausa 2 terdiri dari unsur “menuju” sebagai(p)
Klausa 3 terdiri dari unsur “sawahnya” sebagai (o)
Klausa 4 terdiri dari unsur “dengan ceria dan bersemangat” sebagai(pelengkap)

-          Kalimat tiga  terdiri dari 3 (tiga) klausa yaitu : Terlihat betapa kuat, lembunya itu, karena gemuk dan sehat.
Klausa 1 terdiri dari unsur “ terlihat betapa kuat” sebagai (p)
Klausa 2 terdiri dari  unsur“lembu nya itu” sebagai (o)
Klausa 3 terdiri dari unsur “ Karena gemuk dan sehat” sebagai (pelengkap)

-          Kalimat 4 terdiri dari  (empat) klausa yaitu: waktu petani muda itu, tiba di sawahnya, diletakkan, bajaknya, di atas pematang, ditambatkannya, lembunya, di tepi sawah, kemudian mulailah ia mencangkul.
Klausa 1 terdiri dari unsur “waktu petani muda itu tiba disawahnya” sebagai (S dan  ket waktu)
Klausa 2 terdiri dari unsur “diletakkannya bajaknya” sebagai P dan ket cara)
Klausa 3 terdiri dari unsur “ di atas pemetang ” sebagai (ket empat)
Klausa 4 terdiri dari unsur  “ditambatkannya lembunya di tepi sawah” sebagai (ket cara dan ket tempat)
Klausa 5 terdiri dari unsur” kemudian mulailah ia mencangkul” sebagai (ket cara)

-          Kalimat 5 terdiri dari 7 (tujuh) klausa yaitu :
Klausa 1 terdiri dari unsur “Pikirannya” sebagai (S)
Klausa 2 terdiri dari unsur “ mula-mula sibuk dengan dengan tanah yang dicangkulnya” Sebagai (  Ket waktu dan P)
Klausa 3 terdiri dari unsur “tetapi lambat laun” sebagai (ket waktu)
Klausa 4 terdiri dari unsur “setelah pekerjaannya menjadi biasa” ( S dan P )
Klausa 5 terdiri dari unsur “mencangkul disini” sebagai (P dan ket tempat)
Kalusa 6 terdiri dari unsur” melemparkan kesana” sebagai (P dan ket tempat)
Klausa 7 terdiri dari unsur “ ingatannya kembali kerumah” (sebagai S dan P)

-          Kalimat 6 (enam) terdiri dari klausa yaitu:
Klausa 1 terdiri dari unsur “ Kalau kita perhatikan” sebagai (S dan P)
Klausa 2 terdiri dari unsur “ betapa asyiknya dia” sebagai (S)
Klausa 3 terdiri dari unsur “ mengerjakan sawah itu” sebagai (P dan O)




-           



TUGAS 7
Analisis klausa berdasarkan fungsi, kategori dan peran dalam surah At-Tin ayat 1-8
1.      Frase
(1)   Demi (buah) tin dan zaitun
Analisis
Unsur Frase
Data (1)
Demi (buah) tin dan zaitun
F
S
K
FN
M
Sasaran
Berdasarkan data (1) frase tersebut farse Demi (buah) tin dan zaitun berfungsi sebagai S. Berdasarkan kategorinya, frase Demi (buah) tin dan zaitun berkategori sebagai FN. Sedangkan berdasarkan perannya, frase Demi (buah) tin dan zaitun berperan sebagai sasaran.

2.      Frase
(2)   Demi gunung Sinai

Analisis 
Unsur frase                                           
Data (2)
Demi gunung Sinai
F
S
K
FN
M
Sasaran







Berdasarkan data (2) frase tersebut Demi gunung Sinai berfungsi sebagai S. berdasarkan kategorinya., frase Demi gunung Sinai berkategori sebagai FN. Sedangkan berdasarkan perannya, frase Demi gunung Sinai berperan sebagai sasaran.

3.      Klausa berkonjungsi koordinatif  O, PEL
(3)   Dan demi negri (mekah) yang amat ini 
Analisis
Unsur kluasa
Data (3)
Dan
Demi negri (mekah)
Yang amat ini
F

O
PEL
K
Konj. koord.
FN
F.Adj
M
Penambahan
Sasaran

Berdasarkan data (3) unsur klausa tersebut. Kata demi negri (mekah) berfungsi sebagai O, kata yang amat ini berfungsi sebagai PEL. Berdasarkan kategorinya, kata dan berkategori sebagai konjungsi koordinatif, kata demi negri (mekah) berkategori sebagai FN, dan yang amat ini berkategori sebagai Fadj. Sedangkan berdasarkan perannya  dan  berperan sebagai penambahan, demi negri (mekah) berperan sebagai sasaran.

4.      Klausa berpola P, S, PEL dan KET
(4)   Sungguh menciptakan  manusia dalam bentuk yang Sebaik-baiknya demudian kami kembalikan
Analisi
Unsur klausa
Data (4)
Sungguh menciptakan
Manusia
Dalam bentuk yang
Sebaik-baiknya
Kemudian kami kembalikan
F
P
S
PEL
KET
K
FV
N
F,Adj
FV
M
Pencipta
Penerima
Hasil
Akibat
Berdasarkan data (4) unsur klausa tersebut. Kata sungguh menciptakan berfungsi sebagai P, kata manusia berfungsi sebagai S,kata dalam bentuk yang berfungsi sebagai PEL, kata sebaik-baiknya kemudian kami kembalikan berfungsi sebagai KeT. Dilihat dari kategorinya kata sungguh menciptakan berkategori sebagai FV, kata manusia berkategori sebagai N, kata dalam bentuk yang berkategori sebagai F.Adj, kata sebaik-baiknya kemudian kami kembalikan berkategori sebagai FV, sedangkan berdasarkan perannya kata sungguh menciptakan berperan sebagai Pencipta, kata manusia berperan sebagai Penerima, kata dalam bentuk yang berperan sebagai Hasil, kata sebaik-baiknya kemudian kami kembalikan  berperan sebagai akibat.    

5.      Klausa  berpola S, P dan KET
(5)   Dia ketempat yang serendah-rendahnya
Analisis
Unsur klausa
Data (5)
Dia
Ketempat
Yang serendah-rendahnya
F
S
P
Ket
K
N
N
F.Adv
M
Pelaku
Proses
Hasil
Bedasarkan data (5) unsur klausa tersebut kata Dia berfungsi sebagai S, kata tempat berfungsi sebagai P, kata yang serendah-rendahnya berfungsi sebagai KET, dilihat dari kategorinya kata Dia berkategori sebagai N, yang serendah-rendahnya berkategori sebagai F.Adv, sedengkan dilihat dari perannya kata Dia berperan sebagai Pelaku, kata tempat berperan sebagai Proses, kata yang serendah-rendahnya berperan sebagai Hasil.

(6)   Kluasa S, P, S, P dan KET
(6)   Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebijakkannya maka mereka akan mendapatkan pahala yang tidak putus-putusnya 



Ananlis
Unsur klausa
Data (6)
Kecuali orang-orang yang beriman
Dan
Mengerjakan kebijakkannya
Maka
Mereka
Akan mendapatkan pahala
Yang tidak putus-putusnya
F
S

P

S
P
Ket
K
FN
Konj.
FN
Konj.
N
FV
FAdv
M
Pelaku

Perbuatan

Penerima
Hasil
Perbbuatan
Berdasarkan data (6) unsur klausa tersebut kata kecuali orang-orang yang beriman dilihat dari fungsinya berfungsi sebagai S, mengerjakan kebijakkannya berfungsi sebagai P, kata mereka berfungsi sebagai sebagai S, kata akan mendapatkan pahala berfungsi sebagai P, kata yang tidak putus-putusnya berfungsi sebagai Ket, kalau dilihat dari kategorinya kecuali orang-orang yang beriman berkategori sebagai FN, kata maka berkategori sebagai Konj, kata mereka berkategori sebagai N, kata akan mendapatkan pahala berkategori sebagai FV, kata yang tidak putus-putusnya berkategori sebagai F,Adj  sedangkan dilihat dari perannya kecuali orang-orang yang beriman berperan sebagai Pelaku, kata mengerjakan kebijakkannya berperan sebagai Perbuatan, kata Mereka berperan sebagai Penerima, kata Akan mendapatkan pahala berperan sebagai Hasil, kata yang tidak putus-putusnya berperan sebagai Perbuatan. 

(7)   Klausa berkonjungsi subordinatif berpola P, S dan KET
(7)    Maka apa yang menyebabkan mereka medustaskan (tentang ) hari pembalasan 
Analisis
Unsur kluasa
Data (7)
Maka
Apa yang menyebabkan
Mereka
Medustaskanmu (tentang) hari pembalasan 
F

P
S
Ket
K
Konj.
FV
N
FAdj
M

Kejadian
Pelaku
Akibat
Berdasarkan data (7) unsur klausa tersebut kata apa yang menyebabkan dilihat dari fungsinya berfungsi sebagai P, kata Mereka berfungsi sebagai S, kata mendustakan (tentang) hari pembalasan berfungsin sebagai Ket, dilihat dari kategorinya kata Maka berkategori sebagai Konj, kata apa yang menyebabkan berkategori sebagai FV, kata Mereka berkategori sebagai N, kata Mendustakan (tentang ) hari pembalasan berkategori sebagai F.Adj. kalau dilihat dari perannya kata apa yang menyebabkan berperan sebagai Kejadian, kata mereka berperan sebagai Pelaku, kata mendustakan (tentang) hari pembalasan berperan sebagai Akibat.  

8.Klausa berpola KET, S dan P
  (8)   Setelah (adanya keterangan-keterengan) itu bukankah Allah hakim yang paling adil
Analisis
Unsur klausa              
Data (8)
Setelah (adanya keterangan-keterengan)
Itu bukankah Allah
Hakim yang paling adil
F
Ket
S
P
K
FAdv
FN
FAdj
M
Hasil
Penerima
Pemberi
Berdasarkan data (8) unsur klausa tersebut kata setelah (adanya keterngan-keterengan) dilihat dari fungsinya sebagai Ket, kata itu bukanlah Allah berfungsi sebagai S, kata hakim yang paling adil berfungsi sebagai P, kalau dilihat dari kategorinya kata setelah (adanya keterangan-keterangan) berkategori sebagai F.Adv, kata itu bukanlah Allah berkategori sebagai FN, kata hakim yang paling adil berkategori sebagai F.Adj, sedangkan dilihat dari perannya setelah (adanya keterangan-keterangan) berperan sebagai Hasil, kata itu bukanlah Allah berperan sebagai Penerima,kata hakim yang paling adil berperan sebagai pemberi.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahasa itu Manusiawi

Tugas 5 semester 3